Monday, December 6, 2010

(C L B K) *CINTA LAMA BELUM KELAR*

Diposkan oleh Diza_randani
Hari minggu yang indah, tapi tidak untuk Gadis. Karena ….
“ahh,, malas ma.., inikan hari minggu, hari di mana orang bersantai.” Protes Gadis kepada mamanya.
“ini demi kesehatanmu juga, Gadis. Kalau rumah nggak bersih, kamu juga yang akan sakit. kalau kamu sakit, siapa coba yang repot ngurus kamu, mama dan papa juga kan. Udah cepat ambil sapu trus pergi sapu tuh halaman depan rumah.” Jelas mama Gadis panjang lebar.
“hmm.. iya iya,, gadis bakalan sapu.”
“iyanya mau sampai kapan Gadis, cepat sana ambil sapu, kerjakan apa yang diperintahkan mamamu.” Sahut papa Gadis setelah mendengar jawaban anaknya yang slengean.
“bentar lagi, pa.” jawab Gadis lagi.
“SEKARANG.” Teriak mama dan papa Gadis kompak dari dapur.
“iya… Gadis nyapu.” Jawab gadis dengan malas.
Yah, seperti itulah keadaan rumah Gadis, cewek berumur 16 tahun yang sedang bersekolah d SMA Taruna Bangsa. Keadaan itu bermula dari inisiatif ibu Hera untuk menetapkan peraturan bersih – bersih rumah setiap hari libur. Konon katanya, ide ini tercetus sejak Ibu Hera, yang tak lain dan tak bukan adalah ibu dari Gadis mengahadiri sebuah undangan pelatihan mengenai pentingnya kebersihan lingkungan bagi kesehatan keluarga.
“hai, dis. Tumben elo rajin.” Kata Dila, teman sepermainan Gadis, dari bayi sampe sekarang.
“ehm.. hai, biasa gw lagi mengemban amanat dari Ibu Herawati ku tersayang.” Jawab Gadis sekenanya.
Dila pun tertawa, bukan karena jawaban Gadis yg slengean, tpi karena mamanya Gadis telah mendengar semua yg di ucapkan oleh anak pertamanya itu. Dan alhasil telinga Gadis pun dijadikan sasaran empuk untuk di tarik. Hehehe….=D
“ampun ma,,, ampun,,.” Jerit Gadis.
“nah, kebetulan ada Dila. Kamu bisa bantu tante nggak?” Tanya mama Gadis pada Dila, setelah puas menjewer Gadis.
“ehm… Bantu ap tante? Kalau bantu makan aku bisa banget.” Jawab Dila setengah bercanda.
“gini, kamu bisa nganter dan nemenin tante ke pasar kn?”
“wah, kalau yang itu bisa banget,,. Emangnya, Milodan om Hendra ke mana tante?” Jawab Dila atas pengajuan permintaanuntuk pergi ke pasar oleh tante Hera.
“Om Hendra lagi sibuk bikin kandang burung dan kolam baru di belakang rumah, nah kalau Milo dia lagi nyuci motornya. Dan kayaknya mereka berdua lagi nggak bisa di ganggu
Ketika Dila dan tante Hera sedang asik ngobrol, tiba – tiba saja seorang cowok keluar dari mobil yang dikendarai oleh Dila, dan langsung membantu Gadis yang sedang kesulitan membuang sampah. Gadis terkejut akan kehadiran sosok cowok itu, ia kaget ketika melihatnya yang tak lain dan tak bukan adalah teman masa kecilnya sekaligus kakak dari Dila, Dani. Hampir saja ia pingsan melihat kakak yang sejak dahulu ia tunggu kedatangannya, sekarang ada d hadapannya.
“eh, kamu nggak papa kn, dis?” Tanya kak Dani khawatir, karena Gadis hampir saja jatuh.
“umm..emm.. ngg..nggak papa kok, kak. Ini kak Dani kan?” Kata Gadis terbata – bata.
“iya, ini aku Dani, Dani Guarnadi,. Kakak cowok satu – satunya yang dimiliki oleh Dila, sahabat baikmu.” Jawab Dani panjang, tapi tegas.
“bukannya kakak sekarang lagi kuliah d Inggris? Kok ….” Tanya Gadis lagi, ia masih belum percaya bahwa yang sekarang ada dihadapannya adalah cinta monyetnya dulu.
“Aku lagi liburan di sini sekaligus mau melihat keadaan kelinci kesanyanganku.” Jawab Dani sambil mencubit pipi chubby Gadis.
Mau copot rasanya jantung Gadis, ketika mendengar kata “kelinci kesanyanganku”. Pohon cinta yang dulu telah mati, kini telah tumbuh kembali dan mulai menghasilkan bunga – bunga cinta yang akan siap dipetik.
Melihat ada tamu baru, Ibu Hera pun mengajak Dani masuk ke rumah dan pergi menyuruh Gadis mandi.
“ayo, nak Dani, silahkan di minum dulu. Eh, Milo sini sebentar.. Tugas kmu sekarang nemenin kak Dani di sini sampai kakak kamu selesai mandi.” Kata Ibu Hera Tegas, setelah membuatkan minuman untuk Dani.
“emangnya mama mau kemana ?” Tanya Milo singkat.
“Mama mau ke pasar sama kak Dila. Udah, mama pergi dulu,.Assalamu’alaikum.” Pamit tante Hera kepada Milo dan Dani
“wa’alaikumsalam.” Jawab Milo dan Dani kompak.
Sambil menunggu Gadis, Danimenantang Milo bermain PS. Terdengar suara teriakan kemengandari ruang tengah, karena asiknya mereka berdua bermain sampai – sampai tak menyadari keberadaan Gadis yang sedari tadi telah duduk manis di belakang mereka sambil makan popcorn.
“eh, kak Dani, aku mau lanjutin cuci motor dulu yah. Kan kak Gadis udah ada.” Kata Milo sambil mematikan Psnya.
“iya, nanti kapan – kapan tanding lagi. OK!” Ajak Dani pada Milo dan hal itu pun disetujui oleh Milo. Melihat tingkah keduanya Gadis pun tertawa.
“Knpa kmu ketawa ? Emang ada yang lucu ?” Tanya Dani heran melihat Gadis tiba – tiba saja tertawa.
“hhehehehe… nggak ada apa – apa kok, lucu aja ngeliat kmu tanding ama Milo.”
“udah, nggak usah ketawa mulu. Jalan – jalan yuk.” Ajak Dani pada Gadis. Dan tanpa berpikir panjang Gadis pun menerima ajakan Dani tersebut. Untung aja Gadis bawa hp, sehingga tante Hera bisa menghubungi Gadis dan meyuruh mereka berdua pulang ke rumah.
“Kalian berdua ini, kalau udah ketemu trus ngobrol pasti lupa ama yang namanya waktu.” Omel tante Hera
“yaelah, tante seperti nggak tau orang yang lagi jatuh cinta aja. Aku beri tahu yah tante, kalau orang yang lagi jatuh cinta dunia itu serasa milik berdua kagak ada sypa – sypa kecuali mereka berdua. Iyakn Kak. Hahahahahha …. X)).” Ejek Dila pada kakaknya, Dani dan sahabatnya Gadis.
“hush… ngarang aja kamu nih, udah makan aja nggak usah ngomong entar keselek.” Jawab Dani, yang dari tadi terus memperhatikan gerak – gerik Gadis yang sedari tadi diam.
Sepulangnya Dila dan kakaknya Dani, Gadis pun masuk kamar. Ia terus berpikir, apakah mungkin cinta yang dulu pernah ada dan pupus karena ditelan oleh waktu akan tumbuh lagi? Karena capek, Gadis pun terhanyut dalam mimpinya dengan ditemani lagu kesukaannya.

Bagaikan di sambar petir di tengah teriknya matahari, Gadis melihat Dani jalan dengan seorang cewek. Dan parahnya lagi, cewek itu jalan sambil ngerangkul pinggang Dani. Melihat pemandangan yang tak menyedapkan itu, bunga – bunga cinta yang sejak 3 hari lalu tumbuh dan mekar dengan subur di hatinya seperti hangus tak bersisa di sembur oleh naga yang memiliki lidah api yang panas. Ia langsung menyetop taksi yang kebetulan lagi lewat dan langsung pulang kerumahnya.
Sesampainya di rumah, Milo dan mamanya heran melihat Gadis pulang dengan air mata yang mengucur tak henti – henti dan langsung membanting pintu kamar lalu menguncinya. Karena takut terjadi apa – apa, tante Hera pun menelepon Dila, yang kebetulan lagi diperjalanan pulang ke rumahnya. Setelah mendapat telepon dari tante Hera, Dila pun langsung berbelok arah ke rumahnya Gadis.
“dis, elo knpa? Cerita yah, ke gw. Gw masuk nih. Boleh kan?” Tanya Dila lembut di depan pintu kamar Gadis. Tak lama kemudian, pintu pun terbuka. Gadis memperbolehkan Dila masuk.
“huuuaaaaa …. Sakit rasanya Dila. Gw nggak tahan. Gw benci ama kakak elo.” Tangis Gadis setelah menceritakan apa yangdilihatnya tadi siang.
“ooowww.. itu masalahnya. Setahu gw sih, kak Dani masih jomblo. Emang ciri – cirinya seperti apa?” Tanya dila lagi. ia masih penasaran dengan cewek yang lagi jalan dengan kakaknya itu.
“ah, gw lagi nggak nafsu ceritain tentang ciri – cirinya tu cewek. Makan yuk.” Ajak Gadis
“dasar elo, frustasi dikit aja pikirannya langsung deh ke makanan. Ya udah, mau makan di mana?” Ajakan Gadis untuk pergi makan diterima oleh Dila. Dan mereka berdua memutuskan untuk pergi makan di Bakmie jakarta.
“ah…. Kenyang deh. Pulang yuk, ngantuk gw.” Ajak Gadis kepada Dila lagi setelah menyantap sepiring Bakmie goreng seafood plus secangkir capuccino dingin.
“dasar elo yah. Seenaknya aja. Ya udah, bayar gih.”
Betul saja. Baru saja Dila tancap gas untuk pulang ke rumahnya Gadis telah asyikmenikmati mimpinya di tempat tidur kesayangannya. Ia ingin sejenak melupakan kejadian tadi siang.

Keesokan harinya, ketika Gadis tengah asyik mencuci piring bekas makan siangnya dan mamanya sambil bernyayi lagu kesukaannya.
“GADIS… Dila nelpon kamu tuh.” Teriak tante Hera dari ruang keluarga.
“iya ma, bentar lagi selesai nih, tanggung kalau di tinggalin.” Sahut Gadis tak kalah kerasnya. Untung di rumah hanya ada mereka berdua jadi nggak bakalan jatuh korban.
‘ada apaan sih, tuh anak nelpon jam segini.’ Batin Gadis lagi.
Setelah menuntaskan pekerjaannya, ia menerima telepon dari Dila yang mengabarkan bahwa, Dani kaget plus panik setelah mendengar cerita Dila mengenai Gadis yang nangis seharian. Kata Dila, Dani bakalan datang dan menjelaskan kepada Gadis, tapi nggak tau kapan waktunya. Karena tadi pagi aja Dani kelihatannya udah buru – buru banget katanya sih ada janji ama teman. Mendengar kabar dari Dila, Gadis pun bersorak kegirangan dalam hati.
‘Ternyata kak Dani bertanggung jawab juga,’ Batinnya.

Pada malam harinya, Ketika bulan dan bintang saling adu kekuatan cahaya di langit. Tiba – tiba ada seorang cowok cute, ganteng nan keren memencet bel rumah Gadis yang kebetulan terbuka.
“Gadis… ada temanmu tuh di depan. Ajak ngobrol di halaman belakang aja yah!” Kata Om Hendra yang kebetulan lagi menemani tamunya di ruang depan menghampiri Gadis di ruang keluarga.
‘siapa sih yang nyari aku malam – malam gini?’ Tanya Gadis dalam hati. Kemudian beranjak dari sofa dan pergi melihat siapa tamunya itu.
“ka..kak Dani?” Kata Gadis terbata, karena melihat Dani lah tamunya.
“hai, apa kabar?” sapa Dani kepada Gadis.
“ba… ba… baik. Masuk kak. Ngobrolnya di halaman belakang yah!” ajak Gadis, yang kagetnya belum juga hilang pada Dani
Mereka berdua pun ngobrol di halaman belakang. Tentunya setelah mendapat izin dari mama dan papa Gadis.
“tumben kak main ke sini? Emangnya ada perlu apa?” tanya Gadis masih kikuk.
“ehm… akuke sini mw jelasin tentang yang … yang ,,, tentang kejadian yang kamu liat beberapa hari yang lalu.” Jawab Dani tak kalah kikuknya.
“ooww,, tentang itu, emang hubungannya dengan aku apa?” Tanya Gadis lagi.
“kemarin malam Dila bilang kamu nangis ngeliat… um,,, aku dipeluk ama cewek lain? Apa bener?” Tanya Dani balik.
Mendengar pertanyaan itu, kagetnya Gadis bukan kepalang. Ia bingung mau jawab apa.
“oh.. iya emang bener kemarin aku ngeluarin air mata. Itu karena aku lagi kelilipan aja kok. Emangnya cewek itu siapa?” Jawab Gadis berbohong, tapi ia masih penasaran tentang cewek yang dia lihat itu.
“kalau begitu maaf udah ganggu kamu malam – malam gini. Tentang cewek itu emang kamu perlu tahu yah,, kamu kan bukan siapa siapa aku?” Dani tahu bahwa yang dikatakannya tadi bakalan menyayat hati Gadis, cewek yang dicintainya. Tapi apa mau dikata, ia harus bisa membuat cewek yang ternyata keras kepala ini mengakui dengan jujur mengenai perasaannya sendiri.
Gadis terhenyak mendengar perkataan Dani yang menurutnya cukup kasar tapi ada benarnya, emang dia itu siapanya Dani?
“ummm…..ummm….” Sebisa mungkin Gadis menahannya tangis dan amarahnya, tapi…
“emang aku bukan siapa siapanya kamu, tapi tolong hargai sedikit perasaanku ini. Aku juga manusia Dan, aku tuh cinta sama kamu. Aku udah nggak tahan untuk nahan perasaan ini lagi. Apa kamu tahu gimana sedihnya aku ketika kamu bilang kamu bakalan kuliah di Inggris. Apa kamu tahu gimana senengnya aku ketika lihat kamu pulang lagi. Apa kamu tahu gimana hancurnya hatiku ketika kamu dirangkul oleh cewek lain. Kamu nggak bakalan pernah tahu Dan, nggak bakalan pernah….” Isak Gadis setelah ia berteriak mengeluarkan isi hatinya selama ini dan lupa bahwa sebenarnya Dani itu lebih tua darinya.
“hu… akhirnya keluar juga. Gitu dong, jadi cewek harus jujur.” Respon Dani
‘Ha,, hanya itu responnya. Setelah gw teriak – teriak nggak jelas, responnya hanya “HU”.’ Batin Gadis.
“Aku tahu semua rasanya itu Gadis. Karena dulu aku udah pernah ngalaminnya. Kamu tahu nggak aku tuh hampir masuk RSJ ketika tau papaku mau ngirim aku kuliah di Inggris. Kamu tau nggak aku tuh hampir mati ketika tau kalau kamu udah punya pacar di sini.” Kata Dani dengan lembut, sambil membelai rambut Gadis yang sedari tadi terdiam di hadapannya.
“maksud kamu?” Tanya Gadis heran.
“aku tuh cinta mati ama kamu. Mau nggak jadi pacarku?” Tanya Dani sambil berlutut di hadapan Gadis dan membelai lembut tanganya.
“trus cewek itu?” Tanya Gadis lagi, ia belum menjawab pertanyaan dari Dani yang memintanya untuk jadi pacar.
“Dia itu Amel, sepupu aku. Dari kecil dia udah cinta ama aku. Walaupun udah pacaran ama beberapa cowok lain karena sakit hati aku tolak terus, dia tetap ngejar. Dan tepatnya satu minggu yang lalu, dia tahu bahwa aku suka ama kamu, trus dia nggak rela, katanya sih nggak selevel ama dia.”
‘APA… nggak selevel ama dia. Kurang ajar banget tuh orang!’ Rutuk Gadis dalam hati
“Dan dia nantangin aku main basket satu lawan satu. Kalau aku menang, dia nggak bakalan ngejar – ngejar aku lagi. Tapi kalau dia yang menang, aku harus mau jadi pacarnya selama 3 hari. Pada waktu itu aku sih optimis kalau aku pasti menang, tapi aku salah. Ternyata dia yang paling banyak masukin bola dalam waktu 10 menit. Udah puas! Jadi gimana?” Jelas Dani panjang lebar pada Gadis.
“ooww,, gitu ceritanya. Gimana apanya?” tanya Gadis pura – pura bego.
“mau nggak jadi pacar aku?”
“ummm…umm..”
“kalau diam berarti iya.” Tiba – tiba saja Dani mencium pipi sebelah kiri Gadis. Karena insiden itu, Gadis pun mengejar Dani hingga ia lelah sendiri lari – lari.
“iya deh, aku mau.” Jawab Gadis akhirnya.
Malam pun semakin larut, bulan dan bintang semakin mengadu kekuatan mereka. Daun – daun pun menggerakkan badannya seolah senang karena 2 insan yang telah menyatu kembali.
 

BlogM.A.T.E Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez